Sabtu, 25 Desember 2010

dimana film indonesia ditempatkan??

Perfilman Indonesia : Sudahkan mendapat tempat di negeri ini? Sudahkah menjadi tuan dinegerinya sendiri ? Kedua pertanyaan tadi nampaknya masih sangat relevan dan signifikan menyangkut catatan sejarah panjang perfilm di Indonesia. Pernah mengalami mati suri.

Tak dapat dipungkiri ini menjadi awal sebuah dinamika kultur masyarakat Indonesia yang disebutkan perfilman bangsa ini telah mati suri selama sebelas tahun. Kebangkitan ini dimulai di tahun 1997 dengan hadirnya film Kuldesak yang dimotori sineas-sineas muda yang menamakan dirinya gerakan Sinema Independent mereka adalah Riri Reza, Mira Lesmana, Nan Achnas, Shanty Harmayn, Rizal Mantovani

Banyak pertanyaan muncul seputar rendahnya ‘spirit’ film Indonesia saat itu dari isi materi, dukungan pemerintah, serta lesunya animo penonton . Terbilang Film-film yang beredar seputar yang berbau horror dan film dewasa Sundel Bolong . Mungkin ini formula paling baku untuk menarik animo penonton. Meskipun faktanya film bergenre horror ini mengalami “reinkarnasi” dari segi metode pembuatan, kamera, animasi, pemain film dewasa ini.

Survey skala rating penonton TV terhadap tayangan-tayangan mistis sempat mengungguli sinentron, walaupun sempat mendapat reaksi keras dari kalangan masyarakat dan pemerintah. Mungkin ini pula yang menjadi alasan masih mewarnai film negeri ini disamping alasan komersil.

Bagaimana tidak persentase film ini tergolong banyak beredar di pasaran dibandingkan film yang mengangkat tema-tema kultur etnis seperti Ca Bau Kan atau film katagori festival yaitu Pasir Berbisik, Opera Jawa atau film-film bertemakan isu yang berkembang di masyarakat.

Walaupun ini tak sepenuhnya benar, bagaimana tidak Petualangan Sherina (1999) mampu menarik dan mencuri hati para penonton. Terbilang film musikal dengan kisah yang mengangkat suatu keluarga yang pindah dari suatu komunitas kota ke desa. Dimana citra budaya kota yang biasa diterima Sherina munaf ( pemeran/tokoh utama ) harus mengalami perubahan dan benturan adaptasi budaya ketika alam berubah di lingkungan pedesaan. Dengan tema yang sangat sederhana dan mudah dicerna oleh semua kalangan, disini Riri Riza sangat berhasil dan patut mendapatkan apresiasi di tengah kelesuan film nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar